Yogyakarta Indonesia

soulhealerindonesia@gmail.com

ParentingAvoidant Attachment

soulhealerindonesia

Avoidant Attachment

Source: womenshealth.com

Hello, Healers!

How are you today? Hope you have a great day ya!

 

Healers mungkin sudah tidak asing dengan istilah—ghosting—yang biasanya kita artikan sebagai peristiwa “digantungin” dan “ditinggalin” saat sedang asyik – asyiknya melakukan pendekatan dengan seseorang. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa ghosting adalah bentuk dari ketidaktarikan terhadap pendekatan yang sedang dilakukan atau hanya sebagai bentuk main – main saja. Little did they know, perilaku ghosting yang dilakukan bisa saja timbul karena pengalaman masa kanak – kanak? 

 

Loh, kok ada kaitannya dengan pengalaman di masa kanak – kanak? 

Iya, ada keterkaitannya dengan pengalaman di masa kanak – kanak yang membuat seseorang jadi membatasi kedekatan dan intimacynya dengan orang lain. Pengalaman tersebut dapat muncul dari attachment style yang dikembangkan orang tua saat anaknya masih kecil yaitu avoidant attachment.

Avoidant attachment

Avoidant attachment adalah attachment style atau gaya keterikatan yang berkembang saat masa kanak – kanak. Avoidant attachment ini biasanya terjadi pada anak yang tidak mendapatkan respon serta perhatian atas kebutuhan dari orang tua atau significant others. Individu dengan pengalaman avoidant attachment ini cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang sangat mandiri secara fisik dan emosi. Tidak hanya itu, individu dengan pengalaman tersebut biasanya merasa kurang dekat dengan orang tua atau pengasuhnya serta sering kali merasa sedih, cemas dan kesepian.

Source: brightquest.com

Avoidant attachment ini akan muncul dan terbentuk saat orang tua atau pengasuh tidak langsung merespon saat anak menangis, menganggap sepele permasalahan yang dialami anak, tidak memenuhi kebutuhan anak secara lahir dan batin serta menghindari physical touch. 

Dampak Avoidant Attachment 

Avoidant attachment yang dialami oleh individu tentu saja dapat mempengaruhi kehidupannya hingga dewasa, salah satu dampak yang paling sering ditemukan saat individu memasuki fase dewasa adalah: menghindari keterikatan emosi dan perasaan dengan orang lain. Individu dengan avoidant attachment ini mungkin terlihat sangat  kuat, percaya diri dan independent padahal sebenarnya mereka mengalami kesulitan serta tak jarang membuat orang lain merasakan kesulitan juga. Contohnya dalam hubungan romantis. 

Source: verywellmind.com

Individu dengan avoidant attachment sering kali merasa bahwa ia ingin dekat dengan seseorang tetapi ketika orang tersebut berusaha untuk lebih masuk dan mengenalnya lebih dalam, individu dengan avoidant attachment akan mundur dan pergi secara perlahan. Hal ini disebabkan karena mereka merasa takut. Takut nantinya akan kembali dihiraukan, tidak dianggap, ditolak dan diacuhkan oleh orang terdekatnya. Tetapi juga ada kok, individu dengan  pengalaman avoidant attachment yang mampu menjalin hubungan romantis dengan orang lain, hanya saja mereka sering memendam perasaannya sendiri. 

Jika kamu pernah mengalami avoidant attachment dan merasa hal tersebut sering menghantui dan membuatmu merasa tidak nyaman, don’t be shy to reaching out for help from others. 

If you need help, you can contact us at: @soulhealer.id or just click the button below

Referensi:

Smith, A (November 11, 2020). What is Avoidant Attchment?. Diakses melalui https://www.medicalnewstoday.com/articles/avoidant-attachment 

Attachment project (July 2, 2020). Avoindat Attachment Style: Cause & Symptoms. Diakses melalui https://www.attachmentproject.com/blog/avoidant-attachment-style/ 

Fadzila S.

 

Post a comment

Apa yang bisa kami bantu?