Yogyakarta Indonesia

soulhealerindonesia@gmail.com

AnxietyMengenal Hikikimori: Fenomena Isolasi Diri

soulhealerindonesia

Mengenal Hikikimori: Fenomena Isolasi Diri

source: pixabay.com/HtcHnm

Hello, healers!

 

Healers pernah tidak terkadang merasa ingin bersembunyi dari stres dan tekanan dari luar? Yup, tenang karena hal tersebut wajar jika terjadi kok. Ketika kamu bersembunyi dengan melakukan penarikan diri yang singkat, kamu bisa merasakan kelegaan dalam diri dan mengatasi kelelahan loh.

Biasanya, ketika sedang bersembunyi dan mengisolasi diri, kamu akan mencari pelipur lara serta dapat mengeksplorasi identitas pencarian jati diri. Namun, ketika dilakukan secara terus menerus tanpa kembali dari persembunyian, hal tersebut ternyata dapat menyebabkan kesusahan pada diri sendiri bahkan orang lain di sekitar.

 

Nah, fenomena tersebut ternyata umum terdengar khususnya di Jepang, yakni pola perilaku yang dikenal sebagai “hikikomori”. Apakah healers sudah pernah mendengar istilah hikikomori? Hikikomori secara resmi diakui dan didefinisikan di Jepang pada tahun 1990-an dalam sebuah buku yang ditulis oleh Tamaki Saito (1998). Istilah hikikomori berasal dari kata kerja hiki  yang berarti menarik diri dan komori yang berarti berada di dalam.

 

Hikikomori digambarkan oleh Saito karena menggambarkan banyak anak muda yang dilihatnya tidak sesuai dengan kriteria diagnosis kesehatan mental, tetapi berada dalam kondisi penarikan diri yang ekstrem dan menyedihkan. Hikikomori dapat merujuk pada seseorang yang mengalami kondisi penghindaran sosial yang berkepanjangan.

Karakteristik Hikikomori

Pada tahun 2003 Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan di Jepang menetapkan kriteria untuk hikikomori. Pertama, gaya hidup yang berpusat di rumah. Kedua, tidak ada minat atau kemauan untuk bersekolah atau bekerja. Ketiga, gejala setidaknya berlangsung selama enam bulan. Keempat, mengalami permasalahan kesehatan mental seperti skizofrenia, keterbelakangan mental dan lainnya. Kelima, mereka yang suka menyendiri dan tidak berminat untuk bersosialisasi.

 

Ciri utama dari hikikomori adalah penarikan diri dari pergaulan sosial atau isolasi. Seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya dan hampir setiap hari terkurung dalam satu ruangan, biasanya adalah kamar tidur. Hikikomori lebih cenderung berjenis kelamin laki-laki, putus sekolah, dan memiliki riwayat perawatan kejiwaan sebelumnya. Nah, healers termasuk ke dalam ciri tersebut tidak? Jangan sampai ya!

source: pixabay.com/Grae Dickason

Penyebab Hikikomori

Penyebab dari munculnya fenomena hikikomori ternyata belum diketahui secara pasti loh. Banyak praktisi yang melaporkan bahwa pasien menjadi hikikomori setelah mengalami kejadian yang membuat stres sehingga memicu perilaku menghindar secara sosial yang akhirnya meluas menjadi hikikomori. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa ternyata hikikomori berhubungan dengan lingkungan keluarga yang pernah mengalami trauma loh.

 

Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa pengalaman traumatis yakni rasa malu dan kekalahan biasanya dilaporkan sebagai pemicu munculnya hikikomori. Contohnya seperti gagal dalam ujian atau tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Terdapat kemungkinan bahwa sistem nilai budaya di Jepang membuat populasi hikikomori lebih rentan karena tekanan-tekanan yang ada serta ketakutan akan rasa malu sosial.

Selain itu, hikikomori dapat terjadi bersamaan dengan kecanduan internet. Para psikolog mencatat bahwa kejadian hikikomori secara global berkaitan dengan perubahan cara orang membentuk kelompok sosial dan berkomunikasi. Hal tersebut karena internet memungkinkan orang untuk berkomunikasi dan berkelompok tanpa harus hadir secara fisik yang mengurangi kemampuan membentuk hubungan emosional, seperti kepercayaan.

 

 

Mengobati Hikikomori

Dalam upaya mengobati hikikomori, perawatan yang dilakukan umumnya bersifat psikoterapi. Di Jepang sendiri, penderita hikikomori dapat pergi ke pusat kesehatan medis, bergabung dengan pusat sosial masyarakat, atau kegiatan terapeutik untuk menarik seseorang keluar dari penarikan diri secara fisik dan sosial. Selain itu, dukungan dengan kunjungan rumah dan olahraga juga terbukti membantu mengurangi durasi hikikomori loh.

Nah, healers, untuk saat ini pengobatan dalam hikikomori berfokus pada aktivitas fisik, yakni untuk membangun kembali kapasitas interaksi sosial dan melakukan pendekatan bertahap untuk terlibat kembali dalam pekerjaan atau pendidikan. Pemulihan juga dapat dilakukan dengan membantu orang-orang hikikomori menemukan cara untuk mengekspresikan kemampuan dan bakat dengan cara yang dapat diterima secara sosial.

 

Don’t be shy to reaching out for help from others. 

If you need help, you can contact us at: @soulhealer.id or just click the button below

Referensi

Akre, Karin. “hikikomori”. Encyclopedia Britannica, 21 Oct. 2022, https://www.britannica.com/science/hikikomori. Accessed 29 June 2023.

Rooksby, M., McLeod, H. J., Furuhashi, T. (October 29, 2020). Hikikomori: understanding the people who choose to live in extreme isolation. Diakses melalui https://theconversation.com/hikikomori-understanding-the-people-who-choose-to-live-in-extreme-isolation-14848

Teo, A. R., Gaw, A. C. (2016), Hikikomori, A Japanese Culture-Bound Syndrome of Social Withdrawal? A Proposal for DSM-V. J Nerv Ment Dis, 198(6), pp. 1-13.

Yong, R., Nomura, K. (2019). Hikikomori Is Most Associated With Interpersonal Relationships, Followed by Suicide Risks: A Secondary Analysis of a National Cross-Sectional Study. Journal Frontiers in Psychiatry, 10(247), pp. 1-9.

 

Fadhila Salma

Post a comment

Apa yang bisa kami bantu?