Yogyakarta Indonesia

soulhealerindonesia@gmail.com

CounselingParasocial Relationship: Hubungan Satu Arah dengan Dunia Maya

soulhealerindonesia

Parasocial Relationship: Hubungan Satu Arah dengan Dunia Maya

Source: www.clinicaladvisor.com
Source: www.clinicaladvisor.com

Hi, Healers!

 

Bagaimana kabarnya?
Hope you’re doing well ya!

Kali ini kita akan bahas sesuatu yang umum ditemui di kalangan muda nih. Sebelum memasuki topik, boleh ya coba tanyakan pada diri kita masing-masing:

 

Siapa idol favoritku?

TV Series apa yang rela kutonton berkali-kali?

Ada gak ya film yang aku harap aku bisa tinggal didalamnya?

 

Nah, mungkin pas kita masih beranjak remaja, ada ya pemikiran-pemikiran seperti ini. Ternyata ada sebutannya nih, Healers. Perasaan kita ketika merasa memiliki hubungan secara nyata dengan idola maupun tokoh fiktif yang kita temui di berbagai media disebut juga sebagai parasocial relationship. Seperti apa saja ya bentuknya?

Parasocial Relationship


Parasocial relationship
ini terbagi menjadi dua jenis, ada yang disebut dengan parasocial interaction dan parasocial attachment. Walau saling berkorelasi, namun konsepnya berbeda. Apa saja nih bedanya?

 

Parasocial Interaction vs. Parasocial Attachment

Ketika kita menonton Spongebob Squarepants lalu kita berkhayal seperti kita adalah bagian dari pertemanan Spongebob, Patrick, dan Squidwards, hal tersebut dikategorikan sebagai parasocial interaction. Parasocial interaction hanya terbatas hingga waktu menyaksikan karakter-karakter tersebut berakhir. 

Jika kita memikirkan karakter-karakter tersebut secara terus menerus seusai kita menyaksikannya, interaksi pun berkembang seolah kita benar-benar mengenal karakter tersebut. Dari tahap tersebut, kita pun menganggap adanya hubungan secara nyata yang disebut juga dengan parasocial relationship.

Source: www.nbcnews.com

Eits, hubungannya gak terbatas sampai di situ saja. Ketika hubungan dengan idol maupun karakter favorit dirasa memberikan rasa aman dan nyaman, bisa dikategorikan sebagai parasocial attachment loh! Jadi, parasocial attachment ini melibatkan hubungan yang lebih mendalam hingga tenggelam dalam ketergantungan dengan sosok tersebut.

 

Kok bisa ya terbentuk hal-hal berbau parasocial ini?

Bagaimana Bisa Terbentuk ya?


Pada dasarnya, manusia cenderung memperhatikan wajah dan suara manusia lainnya. Selama kita hidup pun, hal yang selalu terekspos kepada kita adalah wajah dan suara orang di sekitar kita, bukan?
Nah, seiring berjalannya waktu pun hal ini berubah ya, healers. Perubahan dimulai dengan meluasnya penggunaan radio dan film-film pada abad ke-20.

Pada masa-masa tersebutlah manusia mulai bertransisi yang pada mulanya familiar dengan wajah dan suara manusia lain di dunia nyata, hingga sekarang bisa mencakup juga wajah dan suara manusia lain pada media-media tersebut. Jadi, otak manusia pun juga berevolusi untuk mempersepsikan kedua wajah dan suara tersebut menjadi suatu hal yang serupa. Dari titik ini nih healers, mulailah terbentuk parasocial interaction hingga attachment.

Seperti hubungan pada dunia nyata, parasocial relationship terbentuk ketika seseorang memiliki impresi yang menarik bagi audience-nya. Bisa diawali dengan melihat di TV, film, follow-follow-an di media sosial dan lain sebagainya. Jika impresi dengan penuh ketertarikan tersebut membuat individu terus menerus memikirkan figur hingga melewati batas interaksi, maka akan disebut dengan parasocial attachment.


So, Is It Healthy?

Bicara tentang sehat atau enggak-nya parasocial relationship, rupanya banyak perspektif ya, healers.

Potensi Kelebihan

  • Meningkatnya rasa memiliki (belonging)
  • Mengurangi rasa kesepian: Saat pandemi melanda, berinteraksi secara parasocial dapat memenuhi kepuasan koneksi sosial.
  • Koneksi sosial yang lebih kuat: Ketika menjalin parasocial relationship dengan dunia maya, hubungan yang dibentuk merupakan simulasi dari kehidupan nyata. Bedanya, di dunia maya tidak ada rasa kecemburuan.

 

Potensi Kelemahan

Media dapat mempengaruhi individu dalam bentuk:

  • Pandangan politik
  • Keputusan voting
  • Perilaku konsumtif
  • Pandangan mengenai stereotip
  • Kepercayaan terhadap berbagai grup atau profesi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa..

Bagi sebagian besar orang, parasocial relationship bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi ketika melihat idolanya. Ada baiknya jika kita tetap menyaring pengaruh positif dari parasocial relationship, contohnya ketika kita terinspirasi untuk mengembangkan potensi diri seperti idola kita. Yang terpenting adalah, kita bisa tetap menjaga parasocial relationship agar tidak menggantikan hubungan sosial di dunia nyata ya!


Don’t be shy to reaching out for help from others. 

If you need help, you can contact us at: @soulhealer.id or just click the button below

Referensi


Litner, J. (
28 Maret, 2022). What are parasocial relationships? Diakses melalui https://www.medicalnewstoday.com/articles/parasocial-relationships

Vinney, C. ( 21 November, 2022). What Is a Parasocial Relationship? Diakses melalui https://www.verywellmind.com/what-is-a-parasocial-relationship

 

Valentine Angelita

Post a comment

Apa yang bisa kami bantu?