Yogyakarta Indonesia

soulhealerindonesia@gmail.com

Kesehatan MentalSilent Treatment: When Silence is not Always Golden

soulhealerindonesia

Silent Treatment: When Silence is not Always Golden

Source: https://thoughtcatalog.com

Hello, Healers!

How are you today? Hope you have a great day ya!

 

Sudah lima hari anakku tidak mau berbicara denganku sejak pertikaian seusai pulang sekolah”

Sebagai pasangan suami istri, berbeda pendapat itu wajar ya. Tapi saya bingung jika didiamkan tanpa mengetahui apa yang diingininya”

Pernahkah Healers mengalami hal serupa?

 

Berada dalam situasi dimana kita menerima sikap didiamkan atau bahkan mendiamkan. Nah, coba kita renungkan. Jika manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk terkoneksi dengan satu sama lain, namun mengapa kita bisa terlibat dalam silent treatment ya?

Sebelum bahas lebih lanjut, perlu kita ketahui terlebih dahulu nih, tidak selamanya ketika kita diam, itu dikategorikan sebagai silent treatment.

Silent Treatment pada Hubungan, Bagaimana Dampaknya?

 

Menurut penelitian Guerrero et al. (2009) pada 581 pasangan, dapat disimpulkan bahwa kepuasan hubungan menurun ketika pasangan melakukan detached emotional communication–ketidakinginan untuk menjalin koneksi secara emosional–yaitu salah satunya berbentuk silent treatment. Selain itu, silent treatment juga akan menimbulkan perasaan terkucilkan, menurunnya rasa percaya diri, dan bahkan bisa memicu keinginan untuk berperilaku agresif. Perasaan tersebut juga bisa muncul di tengah masa perkembangan anak ketika mendapatkan perlakuan silent treatment dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Alhasil, anak pun merasa “tidak diinginkan” oleh keluarganya. Perasaan tersebut dapat termanifestasi dalam pikiran anak hingga menimbulkan rasa insecure. Wah, dampaknya gak main-main ya, healers!

Apa yang Membedakan Silent Treatment dengan Silence?

Jika kita berada di posisi dalam konflik dengan seseorang, terkadang kita membutuhkan waktu sendiri untuk menenangkan pikiran. Sikap diam (silence) yang dilakukan bersifat mindful dan memungkinkan untuk membahas konflik yang terjadi di kemudian hari. Berkebalikan dengan silent treatment, yang ditujukan untuk memberikan punishment dengan mengabaikan keberadaan orang lain. Jadi, silent treatment bisa bersifat emotional abuse loh!

 

Alasan Dibalik Silent Treatment

 

  • Kurangnya self-awareness: Bercampur aduknya perasaan dapat membuat seseorang merasa bingung untuk mengungkapkan emosi negatifnya.
  • Menghindari konflik: Seseorang bisa nih menghindari konflik karena merasa tidak nyaman untuk mengekspresikan apa yang dirasakan. Bisa dipengaruhi juga oleh ketakutan akan perasaan, pikiran, perilaku, maupun orang lain yang berkonflik dengan dirinya.
  • Kurangnya kemampuan komunikasi: Kesulitan seseorang dalam mengutarakan apa yang dirasakannya
  • Ingin membuat orang lain feeling bad tanpa bersifat abusive
  • Menghindari tanggung jawab
Source: Kompasiana.com

Cara Merespon Silent Treatment

  • Name the Situation

Nyatakanlah jika memang seseorang melakukan silent treatment. Sebagai contoh kita bisa berkata kepada pasangan, “belakangan ini aku notice kamu gak merespon aku ya”. Sedangkan sebagai orang tua kita bisa berkata kepada sang anak, “Ibu perhatikan akhir-akhir ini kita jarang berkomunikasi ya”.

 

  • Use the “I” Statements

Dengan menggunakan pernyataan “aku”, kita akan lebih mudah mengungkapkan perasaan kita. Contohnya, “aku merasa sedih ketika kamu tidak berbicara denganku sama sekali. Aku harap kita dapat menemukan cara untuk menyelesaikan ini ya.” Sebagai anak, kita bisa mengekspresikan kepada orang tua dengan berkata, “Ayah, sesungguhnya aku merasa bimbang ketika Ayah terus bekerja dan tidak banyak merespon kata-kataku.”

 

  • Tunjukkan Kepedulian Kita terhadap Perasaan Orang Lain

Ajaklah orang tersebut untuk menceritakan perasaannya. Perilaku ini dapat memberikan persepsi bahwa perasaannya penting dan divalidasi, sehingga membuka kesempatan untuk semakin terbuka. Ketika orang tersebut bercerita, dengarkanlah dengan penuh perhatian.

Jika hubungan sudah terasa abusive dan penuh dengan agresi, ada baiknya untuk menghubungi bantuan profesional.

If you need help, you can contact us at: @soulhealer.id or just click the button below

Referensi

Leonard, J. (8 Juni, 2020). Is the silent treatment a form of abuse? Diakses melalui https://www.medicalnewstoday.com/articles/silent-treatment#summary

Stritof, S. (31 Oktober 2022). What Couples Should Know About the Silent Treatment. Diakses melalui https://www.verywellmind.com/married-couples-silent-treatment-2303421

Golden, B. (11 September 2022). Why the Silent Treatment Is Such a Destructive Form of Passive-Aggression. Diakses melalui https://www.psychologytoday.com/us/blog/overcoming-destructive-anger/202209/why-the-silent-treatment-is-such-destructive-form-passive

 

Valentine Angelita

Post a comment

Apa yang bisa kami bantu?